Asesmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Mendikbud melanjutkan, AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.

“Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bantuk angka atau secara kuantitatif,” jelas Mendikbud.

Bagian kedua dari Asesmen Nasional adalah survei karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. “Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” tutur Mendikbud.

Komponen ANBK adalah sebagai berikut :

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

AKM menanggapi kebutuhan global saat ini bahwa peserta didik diharapkan mampu beradaptasi dengan dunia yang cepat berubah dan berpartisipasi aktif di masyarakat. Oleh karena itu, peserta didik perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dua kemampuan yang menentukan kecakapan seseorang untuk belajar sepanjang hayat adalah kompetensi literasi membaca atau literasi matematika, yang sering disebut numerasi. Dua kompetensi ini penting karena peserta didik perlu mengembangkan keterampilan logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan untuk memahami, memilah, dan menggunakan informasi secara kritis

Konteks AKM terdiri dari:

  • Personal
  • Sosial Budaya
  • Saintifik

Bentuk Soal AKM terdiri dari:

  • Pilihan Ganda (PG)
  • Pilihan Ganda Kompleks (PGK)
  • Menjodohkan
  • Isian
  • Uraian

Konten dalam Literasi Membaca

  • Teks Fiksi
  • Teks Informasi

Domain dalam Literasi Matematika (Numerasi)

  • Bilangan
  • Geometri dan Pengukuran
  • Aljabar
  • Data dan Ketidakpastian

Level Kognitif dalam Literasi Membaca

  • Menemukan Informasi
  • Menafsirkan dan Mengintegrasikan
  • Mengevaluasi dan Merefleksi

Level Kognitif dalam Literasi Matematika (Numerasi)

  • Pemahaman
  • Penerapan
  • Penalaran

Survei Karakter

Karakter sering dianggap sebagai karakteristik unik yang melekat pada masing-masing individu. Selain itu, karakter juga dianggap sebagai sesuatu yang mengarahkan munculnya perilaku tertentu. Hal ini dikarenakan karakter tidak dapat dilepaskan dari sikap dan nilai yang dimiliki oleh individu. Sering kali karakter dikaitkan dengan karakteristik psikologis yang mengarahkan individu berperilaku secara moral dalam kehidupan sehari-hari) (Fleeson et al., 2014). Tidak mengherankan apabila perwujudan karakter yang baik dihubungkan dengan perilaku yang ditampilkan saat berinteraksi dengan orang lain atau masyarakat seperti kebaikan, kedermawanan, dan toleransi (Baehr, 2017).

Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak karakter yang mungkin melekat pada individu dan karakter memiliki variasi yang cukup beragam. Dalam kajian mengenai keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21, Griffin dan Care (2014) menegaskan pentingnya penguasaan keterampilan baru dan keterampilan tradisional demi mempersiapkan individu yang dapat berperan efektif sebagai siswa, pekerja, dan warga negara. Secara umum, kerangka kerja yang diusulkan meliputi cara berpikir, cara bekerja, alat bekerja, dan hidup di dunia.

Walaupun selalu mempertimbangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing secara global di abad ke-21 serta berbagai pengukuran yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun pengembangan survei karakter siswa ini tetap selaras pada karakter yang tercantum dalam Profil Pelajar Pancasila, yang dikembangkan berdasarkan jati diri bangsa Indonesia. Profil Pelajar Pancasila memiliki semangat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia. Profil Pelajar Pancasila dapat didefinisikan sebagai karakter dan kemampuan yang merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila yang sehari-hari dibangun dan dihidupkan dalam diri setiap individu siswa di Indonesia. Pada Profil Pelajar Pancasila terdapat enam karakter utama yaitu :

  1. beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
  2. gotong royong,
  3. kreativitas,
  4. nalar kritis,
  5. kebinekaan global, dan
  6. kemandirian.

Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan. 

Hasil dari Informasi yang diperoleh pada survei lingkungan belajar adalah tentang faktor-faktor dari aspek input dan proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi hasil belajar murid. 


Satuan Pendidikan bisa dikatakan baik, jika satuan pendidikan tersebut mampu memfasilitasi belajar murid melalui beberapa hal berikut: 

a) proses pembelajaran yang berkualitas; 

b) guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya; 

c) kepala satuan pendidikan yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran, dan 

d) iklim satuan pendidikan yang aman, menghargai keragaman dan inklusif. 


Apa saja yang menjadi kerangka besar dimensi dalam Survei Lingkungan Belajar?

Dalam Survei Lingkungan Belajar mencakup sembilan dimensi yang diasumsikan mempengaruhi hasil belajar murid:


1. Latar belakang sosial-ekonomi murid

Murid dengan kondisi sosial-ekonomi yang berbeda memiliki hak yang sama dalam mengakses dan memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah.

2. Kualitas pembelajaran di kelas

Seluruh kegiatan belajar mengajar di kelas, mencakup indikator manajemen kelas, dukungan afektif, pembelajaran interaktif dan penyesuaian cara mengajar dengan tingkat kemampuan murid.

3. Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru

Kemampuan pengembangan guru untuk terus meningkatkan kompetensi melalui belajar mandiri dengan merefleksi praktik pengajaran yang telah diterapkan dan juga belajar dari rekan guru.

4. Kepemimpinan instruksional

Kemampuan kepala satuan pendidikan dalam menyusun dan mengkomunikasikan visi, misi, program, dan kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan.

5. Iklim keamanan di satuan pendidikan

satuan pendidikan yang memiliki kebijakan, pemahaman, dan program terkait perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual dan narkotika sehingga memberikan perlindungan dan rasa aman bagi warga satuan pendidikan, baik secara fisik maupun psikologis.

6. Iklim kebinekaan di satuan pendidikan

lingkungan satuan pendidikan yang menghargai keragaman agama maupun sosial-budaya dan dukungan kesetaraan hak.

7. Iklim kesetaraan gender

Bagaimana lingkungan satuan pendidikan berperilaku adil, memberikan kesempatan yang sama bagi warga satuan pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam menjalankan peran publik.seperti dukungan kepala satuan pendidikan dan guru atas kesetaraan gender.

8. Iklim inklusivitas

Pengetahuan, penerimaan dan dukungan guru terhadap murid dengan disabilitas serta murid cerdas istimewa dan murid bakat istimewa.

9. Dukungan orangtua dan murid terhadap program satuan pendidikan

partisipasi orangtua dalam kegiatan satuan pendidikan, dan partisipasi murid dalam penyusunan program satuan pendidikan.


Download POS ANBK 2023

Download Jadwal ANBK 2023